SOKOGURU, SLEMAN – Semangat inovasi terus berkobar dari lereng Gunung Merapi, tepatnya di Desa Hargobinangun, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Desa ini menjadi contoh sukses transformasi dari desa biasa menjadi ikon ekonomi kreatif dan wisata berbasis komunitas dan pemberdayaan warga.
Terletak di ujung utara Sleman dan berbatasan langsung dengan Gunung Merapi, Desa Hargobinangun bukan hanya kaya secara geografis, tetapi juga menyimpan tiga kekuatan utama: sumber daya alam, pariwisata, dan agrikultur.
Baca juga: Resmi! 291 Desa Wisata akan Dikelola Koperasi, Dimulai dari Desa Widosari di Yogyakarta
Ketiganya diolah melalui pendekatan kolaboratif berbasis komunitas yang kini membuahkan hasil nyata.
“Secara geografis kami berada di lereng pegunungan dan berbatasan langsung dengan Merapi,” ujar Lurah Hargobinangun, Amin Sarjito, yang menjadi motor penggerak perubahan desa.
BUMDesa Merapi Sejahtera Kelola Dua Unit Usaha
Sejak 2020, pemerintah desa mendirikan BUMDesa Merapi Sejahtera yang kini mengelola dua unit usaha utama:
* Kampoeng Mahoni: Destinasi wisata yang menawarkan resto, camping ground, jeep adventure, ATV, go-kart, outbound, hingga paintball.
* Hargo Park Central: Pengelola area parkir wisata di Merapi Park, Oxygen Park, dan Kampoeng Mahoni.
“Pariwisata kami jadikan core business karena dampaknya langsung terasa oleh warga. Namun kami juga memperkuat sektor pendukung seperti pertanian dan pengelolaan sampah,” jelas Amin.
Baca juga: Kemenkop dan Kemenpar Kolaborasi Kembangkan Desa Wisata Melalui Koperasi
Untuk memperkuat ekonomi secara kolektif, pemerintah desa juga mengelompokkan UMKM dalam klaster, disertai pelatihan. “Kami ingin masyarakat tidak bergerak sendiri-sendiri, tapi bersama,” tambahnya.
Hasilnya? Pendapatan asli kelurahan meningkat, dan masyarakat ikut menikmati manfaat dari geliat ekonomi.
Bahkan pada 2025, BUMDesa siap meluncurkan tiga unit usaha baru:
* Pengelolaan Sampah Berbasis Digital,
* Greenhouse Ketapang (untuk ketahanan pangan), dan
* AgenBRILink.
Bangun Sistem Pengelolaan Sampah Digital
Amin menyebutkan, sistem pengelolaan sampah digital akan menjadi solusi inovatif mengingat desa wisata ini dikunjungi ribuan orang tiap hari.
"Kami ingin masalah sampah bisa selesai dalam satu hari,” tegasnya.
Baca juga: DPR RI Dorong Pengembangan Desa Wisata dan UMKM di Sumatera Selatan
Konsep smart village pun mulai diterapkan untuk memperkuat layanan dan tata kelola berbasis teknologi. Tujuannya, agar dampak wisata benar-benar dirasakan masyarakat secara luas.
Perjalanan luar biasa Desa Hargobinangun pun dilirik oleh Bank BRI. Pada 2023, desa ini masuk dalam 40 besar nasional program Desa BRILiaN setelah sebelumnya menjadi kandidat di tahun 2022.
“Sebagai bagian dari Desa BRILiaN, kami mendapat banyak pendampingan. Mulai dari manajemen, kelembagaan, hingga pengembangan fasilitas,” ungkap Amin dalam keterangan pers, Selasa 20 Mei 2025.
Sementara itu, Corporate Secretary BRI Agustya Hendy Bernadi menjelaskan bahwa program Desa BRILiaN merupakan inisiatif pemberdayaan desa oleh BRI sejak 2020, yang kini telah menjangkau lebih dari 4.300 desa di Indonesia.
“Program ini menciptakan nilai ekonomi dan sosial sekaligus. Semoga kisah Desa Hargobinangun menjadi inspirasi bagi desa lain untuk menggali potensi lokal dan memperkuat ekonomi warganya,” ujarnya.
Desa Hargobinangun kini menjadi bukti nyata bahwa desa bukan hanya tempat tinggal, tapi bisa menjadi pusat perubahan, inovasi, dan kemajuan ekonomi kolektif.(*)